Sari
Biji kelor merupakan tanaman yang memiliki kandungan protein yang tinggi. Biji kelor berperan sebagai penetral muatan-muatan partikel koloid antar partikel yang terkandung dalam air sungai dan penting sebagai agen penjernih air. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi filtrasi air yang berfokus pada pemanfaatan arang aktif berbasis biji kelor sebagai media penyaring. Penelitian ini juga memanfaatkan internet of thing (IoT) dalam upaya penyediaan air bersih yang aman dan berkelanjutan. Filtrasi menggunakan arang aktif dari biji kelor yang telah diayak menggunakan mesh 20 (850 μm), dengan sistem IoT untuk memantau dan mengontrol kualitas air secara real-time menggunakan Microcontroller Arduino Uno yang dilengkapi dengan alat sensor pH, TDS, Suhu, dan Ultrasonic Distance. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan filtrasi arang aktif biji kelor dengan sistem integrasi sensor IoT adalah pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kualitas air sungai dan memberikan solusi berkelanjutan dalam mengatasi masalah kualitas air sungai. Dari penelitian yang telah dilakukan hasil yang didapat dari monitoring kualitas air yaitu pH sebesar 6,23 – 6,95 dan suhu sebesar 26,25°C. Sehingga arang aktif biji kelor efektif dalam menurunkan nilai pH air sungai sebagai media filtrasi air. Berdasarkan Permenkes No.2 Tahun 2023, nilai suhu yang didapatkan memenuhi baku mutu, dan untuk nilai pH tidak memenuhi baku mutu yaitu kisaran 6,5 – 8,5. Namun pada penelitian ini berfokus untuk mengetahui apakah arang aktif biji kelor mampu menurunkan atau menaikkan nilai pH. Hal ini telah terbukti bahwa arang aktif biji kelor mampu menurunkan dan menaikkan nilai pH pada air sungai dan diharapkan dapat memberikan manfaat besar dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat dan melindungi lingkungan dari dampak pencemaran air, serta dapat memanfaatkan teknologi dari penerapan IoT 4.0 ke dalam proses filtrasi air.
Kata Kunci : Arang aktif; biji kelor; sistem filtrasi air; IoT
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Aloisius, W,L. Priyo S. (2016). Alat Ukur TDS (Total Dissolved Solid ) Air Garam Dengan Resistif Sebagai Indikator.
Ariyatun, Ariyatun, et al. (2018). Analisis Efektivitas Biji Dan Daun Kelor (Moringa Oleifera) Untuk Penjernihan Air. Walisongo Journal of Chemistry 1.2, 60-65.
Eurachem Guide. (2014). The Fitnest for Purpose of Analitycal Methods,2nd Edition.
Faizal, A. & Denny I. (2023). Sistem Kontrol Kualitas Air Tambak Udang Berbasis Fuzzy Logic.
Ghebremichael, N.Santos, M.C Neves, Gunilla K, S.B. Svenson, & V. Almeida. (2009) Epidemiology of Mycobacterium Bovis Infection in Wild Boar (Sus Scrofa) from Portugal.
Hammer. (2007). Water And Wastewater Technology (Second ed.). New York: John Wiley and Son Inc.
Huwae, Lawa, & Sarifudin. (2018). Uji efektifitas Penggunaan Serbuk Biji Kelor (moringa oleifera, lamk) dan Arang Kusambi (schleichera oleosa, merr) Teraktivasi Dalam Proses Penjernihan Grey Water. Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Nusa Cendana.
Ikhsan, Yahya, & fiolana. (2018). Pendeteksi kekeruhan air di tandon rumah berbasisi Arduino Uno.
Indartono, Kusuma. & Agam P.P. (2020). Perancangan Sistem Pemantauan Kualitas Air Pada Budidaya Ikan Air Tawar.
Nenohai, Jacky, A., et al. (2023). Penggunaan Karbon Aktif dari Biji Kelor dan Berbagai Biomassa dalam Mengatasi Pencemaran Air: Analisis Review. Jurnal Ilmu Lingkungan 21.1, 29-35.
Nuvreilla, Dzulkiflih. (2020). Alat Pendeteksi Kualitas Air Portable dengan Parameter pH, TDS dan Suhu Berbasis Arduino Uno. Jurnal Inovasi Fisika Indonesia (IFI) 9.2, 85-92.
Pandia, Setiaty, & Husin, A. (2005). Pengaruh Massa dan Ukuran Biji Kelor pada Proses Penjernihan Air. Sumber 27.3.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.