https://jurnal.aka.ac.id/index.php/warta_akab/issue/feedWARTA AKAB2023-12-31T23:51:10+07:00Ismail, S.Si., M.T.warta.akab@gmail.comOpen Journal SystemsJurnal WARTA AKAB merupakan wadah publikasi dan informasi ilmiah antara dosen Politeknik AKA Bogor, dosen-dosen, peneliti, masyarakat industri, tenaga pengendalian dan pengawasan mutu serta wadah komunikasi ilmiah antar alumni Politeknik AKA Bogor. Jurnal Warta AKAB telah tersertifikasi SINTA 5 dan terindeks Google Scholar, Crossref, One Search, Garuda, dan Dimensions. Jurnal WARTA AKAB memiliki ISSN dengan nomor: 0215-9929, dan E-ISSN dengan nomor: 2807-9574.https://jurnal.aka.ac.id/index.php/warta_akab/article/view/204Pemanfaatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas dalam Pembuatan Bio Edible Coating2023-12-31T16:57:15+07:00Tri Sutanti Budikaniatrisbudikania@gmail.comKartini Afrianikartini-a@kemenperin.go.idAchmad Nandang Roziafantoanandangr@yahoo.comGina Mauliamauliagina.chem@gmail.comAchmad Dzaky MualimAhmaddzakyyy@gmail.comFareka Kholidanatafareka.ya2ng@gmail.comDewi Latifahlatifahdewi38@gmail.comAndra Wahyu ValerianAndrawv12@gmail.comAli Akbar Mustaqimaliakbarmustaqim31@gmail.com<p><em>Bio edible coatin</em><em>g</em> merupakan salah satu metode untuk meningkatkan <em>self-life</em> produk pangan. <em>Bio edible coatin</em><em>g</em> merupakan hidrokoloid yang berasal dari senyawa polisakarida, protein dan lipid, atau komposit beberapa senyawa. Pada penelitian ini <em>bio edible coatin</em><em>g</em> dibuat dari polisakarida dengan tambahan aditif ekstrak kulit buah nanas sebagai aditif antioksidan. Isolasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam kulit buah nanas dilakukan secara maserasi dengan etanol, kemudian dilakukan skrining fitokimia, dan dihitung %rendemen, kadar air, kadar total fenolik, kadar vitamin C dan uji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH. Pada pembuatan <em>bio edible coating</em> dilakukan uji pemerian,<em> </em>homogenitas, viskositas, dan pH<em>. </em>Hasil uji skrining fitokimia ekstrak etanol terdapat senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, tannin, glikosida stereoid. Hasil %rendemen diperoleh pada rentang 34,66±3,59%, dengan kadar air berkisar pada 12,91±0,86%. Kadar total fenolik didapatkan sebesar 51,12±2,21 mg/g sebagai asam galat. Kadar vitamin C sebesar 103,06±3,26 mg/g. Nilai persen inhibisi terhadap DPPH diperoleh pada 53,59±6,74 mg/L. Pada pembuatan <em>bio edible coating </em>didapatkan uji pemerian didapatkan <em>bio edible coating </em>berwujud semi padat, memiliki warna dari tak berwarna – jingga; bersifat homogen dan tidak terdapat butiran kasar; viskositas 455-1074 cp; nilai pH 3,49 – 3,87.</p>2023-12-29T13:05:59+07:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.aka.ac.id/index.php/warta_akab/article/view/214Pemanfaatan Limbah Biomassa Kulit Singkong, Talas dan sludge Limbah Industri Tepung Tapioka sebagai Bahan Baku Briket2023-12-31T05:34:46+07:00Erna Styanierna-styani@kemenperin.go.idPoppy Sri Lestaripoppy@kemenperin.go.idTito Novansyahtitonovansyah@gmail.comAhmad Priyambadapriyambada@gmail.com<p>Biomassa adalah sumber energi yang dapat diperbaharui, yang berarti dapat menyediakan energi secara berkesinambungan. Di Indonesia, tepatnya di Kota Bogor, banyak ditemui produk singkong dan talas. Tingginya kebutuhan akan pengolahan singkong dan talas di masyarakat tidak sebanding dengan pengolahan limbahnya. Pemanfaatan limbahnya saat ini masih belum optimal. Salah satu metode untuk mengurangi jumlah bahan bakar fosil yang masih digunakan sebagai energi pokok dan volume limbah biomassa yang belum dioptimalkan adalah pembriketan. Kulit singkong dan talas, serta limbah yang dihasilkan dari pembuatan tepung tapioka, akan digunakan dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah pemanfaatan kulit singkong dan talas serta <em>sludge</em> limbah hasil pengolahan tepung tapioka sebagai briket. Metode penelitian mencakup proses persiapan bahan baku, pengujian kadar air dan abu, nilai kalor kulit singkong dan talas, pembuatan briket, dan pengujian kualitas briket. Hasil uji kualitas briket untuk campuran kulit singkong/talas dengan perekat<em> sludge</em> limbah industri tepung tapioka (komposisi 2:3) diperoleh nilai kadar air rata-rata 7,28%, kadar abu 28,35%, dan nilai kalor 5499,50 kal/g. Berdasarkan temuan tersebut, terbukti bahwa meskipun nilai kadar abunya perlu diturunkan, kualitas briket yang dihasilkan dari penelitian ini nilai kadar air dan kalornya telah memenuhi standar Badan Standardisasi Nasional tahun 2000 sehingga berpotensi bermanfaat sebagai bahan bakar alternatif.</p>2023-12-30T00:00:00+07:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.aka.ac.id/index.php/warta_akab/article/view/164Penapisan Senyawa Kandidat Obat Covid-19 dari Ekstrak Asparagus dengan Mekanisme Inhibisi Spike Protein Varian B.1.1.7 terhadap Ligan2023-12-30T20:49:31+07:00Hanum Sekar Panglipurhanum.sekar.p@gmail.comFachrurrazie FachrurrazieFachrurrazie@gmail.comArmi WulanawatiWulanawati@gmail.comJoko UntungUntung1@gmail.comAnom CahyotomoCahyotomo@gmail.comArdina Purnama TirtaTirta23@gmail.comImas SolihatSolihat@gmail.comAnnissa Amaliaamalia@gmail.com<p>Penyebaran yang cepat dan terus meluas semenjak ditemukannya virus <em>Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus</em> 2 atau SARS-CoV-2 pada 2019, telah memberikan dampak yang luas pada aspek kesehatan dan kesejahteraan global, khususnya Indonesia. Pencarian terapi standar melalui jalur paru seperti nebulizer, menggunakan ekstrak Asparagus diharapkan mampu menjadi alternatif dan terobosan bagi pengobatan SARS-CoV-2. Pengobatan ini merujuk pada proses penapisan antara <em>Spike</em> Glikoprotein (SGP) virus SARS-CoV-2 varian B.1.1.7 dengan reseptor sel manusia ACE2. Penapisan dilakukan dengan mereaksikan senyawa-senyawa yang terdapat pada ekstrak Asparagus dengan SGP virus SARS-CoV-2, sehingga infeksi dapat dicegah. Asparagus dipilih karena mengandung banyak senyawa fitokimia yang diharapkan dapat memberikan karakteristik antivirus, dan dapat menjadi acuan pengobatan COVID-19 melalui studi <em>in silico</em>. Didapat bahwa Dioscin merupakan senyawa yang paling kuat berinteraksi dengan SGP virus SARS-CoV-2 varian B.1.1.7 dari 67 senyawa pada ekstrak Asparagus yang dipelajari. Selain Dioscin terdapat 3 senyawa lainnya yang dapat menjadi acuan untuk pengobatan COVID-19, yakni Shatavarin IV, Aspafilioside A, dan Solasonin dengan nilai afinitas masing-masing -8.3, -8.1, -7.9, dan -7.9 kkal/mol.</p>2023-12-30T00:00:00+07:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.aka.ac.id/index.php/warta_akab/article/view/205Physical and Chemical Characteristics of Sulawesi Cocoa Beans 2 (Theobroma cacao L) Fermented and Unfermented Result2023-12-30T21:08:47+07:00Khaerunnisa Khaerunnisakhaerunnisahendra@yahoo.comRosniati RosniatiRosniati@gmail.comKalsum KalsumKalsum@gmail.com<p><em>This study aims to determine the physical and chemical characteristics of fermented and unfermented BR 25 clone dry cocoa beans. The treatment in this study was the fermented treatment (Treatment A) and the unfermented treatment (Treatment B). The fermented and unfermented treatments were processed from wet cocoa beans with 10 kilograms of beans for each treatment. The fermentation treatment uses a box of Styrofoam, while the unfermented treatment is directly dried in the sun after removing the mucus (pulp</em>). <em>The parameters for fermented and unfermented dry cocoa beans were water, pH, fat content, protein, polyphenols, antioxidant activity (IC50), and ALT. The results showed that fermented cocoa beans had a moisture content of 5.77%, pH of 6.41; fat content of 55.63%; protein of 14.36%; polyphenol content of 4.62%; antioxidant activity (IC50) of 21.96%; and ALT value of 1.0 x </em>10<sup>2</sup><em> colonies/gram. Unfermented cocoa beans have a moisture content of 6.52%, pH of 5.20; fat content of 59.63%; protein of 17.83%; polyphenol content of 2.06%; antioxidant activity (IC50) of 62.23%; and ALT value of 1.1 x 10<sup>2</sup> colonies/gram.</em></p><p><em>Keywords: cacao beans; fermented; unfermented; characteristics </em></p>2023-12-30T00:00:00+07:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.aka.ac.id/index.php/warta_akab/article/view/213Ekstraksi dan Karakterisasi Nano Glukomanan dari Umbi Talas (Colocasia esculenta L.)2023-12-31T23:51:10+07:00winny iftariiftarie@gmail.comKurnia Widhi Astutikurniawidhi@kemenperin.go.idErna Styanistyani@kemenperin.go.idArum Widyasmarawidyasmara@kemenperin.go.idChairil Anwarchairil@kemenperin.go.id<p>Glukomanan digunakan sebagai bahan tambahan pangan pada industri pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode ekstraksi paling baik untuk menghasilkan nano glukomanan berdasarkan kemiripan karakteristiknya dengan glukomanan komersil. Pada penelitian ini, glukomanan diekstraksi dari umbi talas melalui dua metode ekstraksi, yaitu dengan pengeringan (CK) dan penggilingan langsung menggunakan etanol bertingkat (CB). Ekstrak glukomanan dibuat menjadi nano glukomanan menggunakan <em>Planetary Ball Mill</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran partikel nano glukomanan metode CK dan CB sebesar 415 nm dan 331 nm, sementara ukuran partikel glukomanan komersil sebesar 2773 nm. Nano glukomanan CK dan CB memiliki pH 5.8 dan 6.6, sementara pH glukomanan komersil sebesar 5.8. Nano glukomanan CB memiliki kelarutan paling baik, yaitu pada perbandingan air dan glukomanan 1:5, sementara kelarutan glukomanan komersil sebesar 1:20. Hasil analisis spektrum FTIR menunjukkan bahwa terdapat pita serapan gugus fungsi C-O-C (ikatan glikosidik) pada bilangan gelombang 1016 cm<sup>-1</sup> yang merupakan ciri khas dari glukomanan. Dapat disimpulkan bahwa metode ekstraksi penggilingan langsung dengan etanol bertingkat menghasilkan nano glukomanan dengan karakteristik paling mendekati glukomanan komersil.</p>2023-12-31T00:00:00+07:00##submission.copyrightStatement##